Jurnalistik,Co.Id, Pohuwato– Dunia birokrasi Boalemo kembali tercoreng! Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial MM yang bekerja di Sekretariat DPRD Kabupaten Boalemo diduga kuat kecanduan judi online (judol) hingga jarang masuk kantor. Tragisnya, meski bolos berkepanjangan, ASN ini diduga masih menerima gaji dan tunjangan kinerja seperti biasa.
Ruslan Pakaya, aktivis LSM dan tokoh masyarakat yang pertama kali mengungkap perilaku tak pantas MM, menyebut bahwa oknum ASN tersebut nyaris tak pernah terlihat di kantor kecuali saat apel Korpri atau apel bulanan. Sisanya? Hilang bak ditelan bumi.
“Weh, jarang sekali dia masuk kantor. Mungkin cuma apel Korpri dan apel awal bulan baru kelihatan batang hidungnya,” ungkap Ruslan kepada wartawan, Jumat (1/8/2025).
Yang lebih memprihatinkan, lanjut Ruslan, MM diduga begadang hampir setiap malam untuk main judol, dan akhirnya lalai dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara. Ia menuding, perilaku seperti ini telah lama terjadi, dan anehnya justru dibiarkan begitu saja oleh pihak Sekretariat.
“Dia ini begadang terus main judol, akhirnya malas masuk kantor. Anehnya, Pak Sekwan tahu itu! Tapi tidak ada tindakan. Ini jelas mencoreng wibawa ASN dan mempermalukan lembaga legislatif,” tegas Ruslan.
Ruslan mendesak BKD dan Inspektorat Boalemo untuk tidak lagi tutup mata dan segera mengambil langkah tegas. Menurutnya, jika terbukti bersalah, MM layak dipotong tunjangan bahkan diberhentikan dari jabatannya.
“ASN itu punya sumpah jabatan! Jangan cuma rajin bolos tapi masih terima gaji dan TPP penuh. Kalau dibiarkan, ini akan jadi preseden buruk!”
Saat dikonfirmasi, Sekretaris DPRD Boalemo, Robert Pauweni, justru memberikan tanggapan yang terkesan membingungkan. Ia berdalih baru saja bertemu MM di kantor, seolah menyangkal bahwa yang bersangkutan jarang masuk.
“Bagaimana dia tidak masuk kantor, kemarin saya baru ba cerita dengan dia,” kata Robert, lewat sambungan telepon.
Namun, ironisnya, Robert juga mengaku tidak memantau langsung kehadiran ASN tersebut karena berada di bawah struktur Kabag Legislasi. Bahkan, ia berusaha menghindari pertanyaan wartawan dengan dalih birokratis dan berbelit-belit.
“Nanti saya konfirmasi dulu ke kepala bagiannya, pak… Saya juga jarang di…” jawabnya, lalu terputus tanpa penjelasan jelas.
Alih-alih memberi penjelasan yang tegas, Robert malah mengarahkan wartawan untuk datang ke kantornya guna berdiskusi “secara kekeluargaan”, bahkan mengalihkan konfirmasi ke Kasubag Kepegawaian.
“Begini saja pak, nanti kita ketemu di kantor. Tidak enak bicara lewat telepon. Biar suasananya kekeluargaan.”
Meski akhirnya berjanji akan memanggil MM secara resmi pekan depan, publik mulai meragukan keseriusan dan transparansi pihak Sekretariat DPRD Boalemo dalam menangani kasus ini.
“Insya Allah hari Senin saya undang beliau. Kalau perlu saya buat surat resmi agar ditangani secara administratif,” tutup Robert.
Hingga berita ini dirilis, BKD dan Inspektorat Boalemo belum mengeluarkan pernyataan resmi ataupun langkah konkret atas dugaan pelanggaran disiplin berat ini. Dugaan pun menyeruak: Apakah ASN bobrok seperti ini akan terus dibiarkan bebas berkeliaran di balik meja birokrasi tanpa sanksi tegas?
Penulis: Redaksi